Dua
(2) bab dalam pelajaran ilmu tajwid yang paling fenomenal menurut saya adalah
hukum bacaan Ghunnah dan Mad Thobii. Keduanya sama-sama memiliki panjang 2
harakat, bahkan panjang 2 harakat ini hampir menjadi sebuah konsensus pendapat
ulama tajwid. Meskipun saya pernah membaca ada yang mengatakan 2,5 harakat
untuk Ghunnah.
Yang
saya maksud adalah dengan Ghunnah di sini bukan hanya Ghunnah yang hurufnya Ù† dan Ù…
yang bertasydid saja. Akan tetapi, masuk di dalamnya hukum: Ikhfa', Idghom
bi-ghunnah, Iqlab, dan Ikhfa' Syafawi, karena di dalam praktiknya selalu ada
unsur Ghunnah. Adapun maksud Mad Thabii yaitu panjang 2 harakat yang timbul
dari huruf ا yang sebelumnya fathah, ي yang sebelumnya kasroh dan و
yang sebelumnya dhommah.
Di antara
Ghunnah dan Mad Thabii saya katakan: Berkawan ketika diajarkan, bermusuhan
ketika dipraktikkan. Maksud saya, hampir semua buku-buku tajwid yang ada,
masyayilkh dan asatidz Al-qur'an selalu mengatakan bahwa keduanya harus dibaca
2 harakat. YANG ANEH ketika dipraktikkan Ghunnah, dkk selalu lebih panjang pada
banyak tempat.
Jujur-jujur
saja, saya belum menjumpai 1 qori-pun yang pernah saya dengar bacaannya
(mungkin saja ada) yang dapat konsisten ketika mempraktikkan panjang Ghunnah,
dkk dan Mad Thabi'i. Selalu ghunnah lebih panjang, berkisar di antara: 2, 2.2,
2.3, sampai 2.5 harakat. Kalau qori-qori besar saja demikian apalagi saya,
begitu pemahamannya (mohon dipahami dengan baik).
Hal
tersebut bisa dibuktikan secara pasti dengan cara memotong bacaan Ghunnah, dkk
dan Mad thabii, lalu meletakkannya di aplikasi editing suara seperti Audacity
atau Adobe Audition. Ketika kita bandingkan akan terlihat jelas bahwa Ghunnah,
dkk cenderung lebih panjang.
Dari
sini saya menyimpulkan:
1. Untuk Mad Thabi'i tidak ada toleransi memanjangkannya lebih dari 2 harakat. Bila dipanjangkan lebih maka ia tetap masuk dalam kesalahan ringan (khofiy) yang tercela.
2. Untuk Ghunnah, dkk perlu diutamakan sikap toleran bila ada
seseorang yang memanjangkankannya lebih antara 2 - 2,5 harakat. Jika harus
dikatakan bahwa ini adalah kesalahan ringan (khofiy) maka tidak harus dicela
dan harap dima'fu.
3. Meskipun 2 kesimpulan saya di atas tidak pernah dijumpai secara
jelas di kitab tajwid manapun, namun saya memiliki sandaran kuat. Sandaran yang
saya maksud bisa didapati pada setiap keterangan pada setiap definisi:
· Mad Thabii: Ulama tajwid mengatakan orang yang memanjangkannya
lebih dari 2 harakat ia memilki tabiat yang tidak sewajarnya. Karenanyalah
dinamakan Mad Thabii. Seseorang harus belajar kepada seorang guru Al-Qur’an
sampai benar dan tepat.
· Ghunnah: Ulama mendefinisikannya dengan suara LEZAT yang keluar
dari pangkal hidung. Secara tabiat sehat manusia, kelezatan itu identik dengan
nikmat dan berlama-lama. Dari sini, diperoleh kesimpulan nomor 2.
4. Yang paling penting bahwa kesimpulan para ulama mengenai ukuran
mad (harakat/alif) itu diperoleh secara pendekatan kira-kira, bukan secara
pasti karena nabi saw. tidak pernah mengajarkannya kepada para sahabat r.a.
5. Perlunya mengedepankan sikap toleran (dalam batasan) ketika
mentashih bacaan seorang murid. Jangan mentang-mentang punya sanad Al-Qur'an
tinggi, ijazah, syahadah ngaji ke orang Arab, atau juara MTQ kelas dunia lantas
semua orang disalah-salahkan berdasarkan standar mengajinya. Semua ada
tingkatan-tingkatannya sendiri.
6. Karena pembahasan ini menurut saya NYELENEH, maka kesempatan
berbeda sangat terbuka. Namun yang perlu dicatat bilamana anda masih bersikeras
harus 2 harakat tidak boleh lebih, Anda bisa merekam suara ngaji anda sendiri
dengan metode dan aplikasi di atas. Dan silakan dinikmati hasilnya :) :) :).
Salam damai, cinta, dan persaudaraan
Mochamad Ihsan Ufiq
Doha, 17 Agustus 2015
6 Komentar
Betul betul
BalasHapushehehe.. saya aja lagi nyari2 perbedaan ini, malah ketemu tulisan diblog antum. memang benar prakteknya ghunnah dibaca 4 atau 5 harokat, malah kalau kita baca 2 harokat menjadi salah dan pastinya tidak menjadi dengung. yang 2 harokat itu malah ketika bila ghunnah, karena masuk melebur kehuruf berikutnya menjdi 2 ketukan.
BalasHapusalhamdulillah. syukron
BalasHapusWah, sesuai dengan hal yang menjadi pikiran saya akhir2 ini, mengenai fenomena panjang ghunnah, "batasan" berlama2 dalam kelezatannya sampai berapa lama? Dalam hal ini saya lebih bersikap terbuka dan toleran, mungkin ada ilmu/kaidah lain yang belum saya ketahui/temukan.
BalasHapusterima kasih atas informasinya ustadz. Baarakallaahu fiikum
Waktu talaqqy saya disuruh baca ghunnah 3 harakat; inisiatifku keterangan ghunnah 2 harakat + hak huruf asli 1 harakat total 3 harakat.
BalasHapusCuma belum Nemu kitab tajwid yang menerangkan 3 harakat
Syukron jazakallah khoiron
BalasHapus