Translate This Web

Artikel Populer Dalam 30 Hari Terakhir

4 Karakteristik Bacaan Qurro' Syam dan Mesir

 

Al-Qur'an diturunkan di Makkah, dibaca di Mesir, ditajwidkan di Syam (Syria) dan ditulis di Turkey. Demikianlah sebuah ungkapan indah yang pernah kita dengar. Maknanya bukan berarti ketika ditulis di Turkey lalu menyepelekan penulisan Al-Qur'an yang di Saudi, Tidak!, akan tetapi penyebutan negara di atas hanyalah simbol kejayaan munculnya Al-Qur'an.

Begitu juga, Al-Qur'an di tajwidkan di Syam bukan berarti di Mesir tidak ditajwidkan. Nyatanya, Mesir adalah salah satu kiblat ilmu tajwid terbesar di dunia ini. Masyayikh Mesir banyak berjasa pada umat Islam dalam ilmu Al-Qur'an, sehingga banyak diutus ke berbagai belahan dunia untuk mengajarkan ilmu qiraat. Begitu juga ulama Syam.

Berikut ini adalah 4 karakteristik bacaan di antara masyayikh Syam dan Mesir. Perbedaan ini bukanlah sesuatu yang perlu dipertentangkan dan tidak pula menjadi konsumsi pemula belajar ilmu tajwid Al-Qur'an. Perbedaan ini diperuntukkan bagi ustaz-ustaz yang mendalami ilmu tajwid sebagai tambahan wawasan ilmu tajwid.

1.      Pengucapan Huruf Shod

Makhroj huruf shod terletak pada ujung tengah lidah dengan kedua gigi bawah depan agak ke atas sedikit tidak menempel. Dari 4 huruf yang memilki sifat Ithbaq (Sho, Dho, Tho, dan Dzo) yang paling    disoroti adalah huruf Shod, karena satu-satunya huruf Ithbaq yang memiliki sifat hams (aliran udara) adalah Shod, sehingga memilki cara pengucapan yang berbeda.

Dari sini, muncullah perbedaan bentuk bibir ketika mengucapkan shod. Ada yang mengatakan harus mecucu (Mesir), ada yang mengatakan tidak mecucu (Syam). Penjelasannya sebagai berikut:

·         Qurro' Mesir

Sebenarnya tidak tepat penyimpulan mecucu ketika mengucapkan huruf Shod. Istilah yang tepat adalah penyempitan kedua bibir dikarenakan udara yang terpusat pada makhroj huruf Shod yang keluar melalui celah tengah kedua bibir. Penyempitan ini terjadi karena huruf shod memilki sifat hams dan tafkhim yang mengharuskan suara shod tertekan dan menggelembung tebal di dalam mulut.

·         Qurro Syam

Cara pengucapan Shod mereka sangat lembut dan halus tetap tebal terpusat di makhrojnya. Sehingga tidak terjadi penyempitan atau perubahaan kedua bibir sedikitpun.

2.      Pengucapan Tafkhim (Tebal) dan Tarqiq (Tipis)

·         Qurro' Mesir

Mengajarkan bahwa setiap pengucapan huruf tarqiq posisi kedua bibir harus melebar ke samping kanan dan kiri, sebagaimana pada contoh pengucapan kata "Allah". Jika kedua bibir tidak melebar dikhawatirkan suara akan menjadi "Ollah". Tentunya pelebaran ini tidak berlebihan supaya tidak terjadi bunyi imalah (miring) "Ellah".

·         Qurro' Syam

Pelebaran ke samping kanan dan kiri tidak diperlukan. Cukup dengan membuka kedua bibir ke arah atas bawah sudah cukup selama suara yang keluar tidak "Ollah".

3.      Pengucapan Ikhfa' Syafawi dan Iqlab

·         Qurro Mesir

Mengajarkan cara pengucapan Ikhfa Syafawi atau Iqlab harus dengan Furjah (merenggahkan kedua bibir sedikit, tidak dengan menutupnya rapat). Kesimpulan ini diperoleh karena hukum bacanya adalah Ikhfa' (samar). Ketika kedua bibir tertutup rapat maka tidak samar lagi, akan tetapi Idzhar (jelas).

·         Qurro' Syam

Mengajarkan cara pengucapan Ikhfa Syafawi dan Iqlab harus dengan menutup kedua bibir. Alasannya bahwa ikhfa' di sini tidak harus menyisakan ruang renggang pada kedua bibir.

4.      Pengucapan Qalqalah (Pantulan)

·         Qurro Mesir

Mengucapkan bacaan Qolqolah dengan memantulkan suaranya mendekati suara harakat fathah. Begitu juga, mereka tidak mengakhirinya dengan suara e'. Alasannya supaya tidak terkesan seperti ada penambahan huruf hamzah setelah huruf Qolqolah.

Untuk lebih jelasnya, silakan perhatikan pada pengucapan kata ْالْØ®َبْØ£ di surat An-Naml ini. Cara membaca yang tepat adalah dengan e' karena kata tersebut berakhiran hamzah asli, demikian: "Al Khobe' ". Adapun bila kata Ùƒَسَبْ pada surat Al Masad dibaca dengan diakhiri e' maka akan menjadi demikian Ùƒَسَبْ Ø¡ْ, dan ini tidak tepat.

·         Qurro' Syam

-Wabil khusus Syekh Kuroyyim Rojih Hafidhohullah- mereka meng-e'-kan setiap bacaan Qolqolah, baik ketika posisi di tengah ataupun di akhir kata. Penulis belum mengetahui alasan bacaan yang demikian ini. Kemungkinan besar, akhiran e' ini diperoleh dari hasil talaqqi dari masyayikh mereka. Selama hujjahnya adalah talaqqi maka tetap dibenarkan.

Masih ada beberapa perbedaan ringan lagi di antara kedua mazhab, namun 4 di ataslah yang dirasa paling pokok. Perbedaan ini diperoleh melalui pengamatan secara umum, adapun secara khusus akan didapati percampuran cara bacaan berdasarkan riwayat guru dan studi penelitian masing-masing Qurro'.


Lah kita ikut siapa?

Ikutlah seperti yang diajarkan guru-guru kita. Pesan nabi saw. bagi para hamalatul qur’an, "Bacalah sebagaimana kalian diajarkan" HR. Ahmad yang disahihkan Syekh Albani.


Semoga ada sedikit manfaat

Salam damai, persaudaraan, dan cinta

Mochamad Ihsan Ufiq​

Doha, 31 Agustus 2015

 


Posting Komentar

0 Komentar