Sudah sampai mana tingkatan ilmu
tajwid saya, Anda, kita semua dan penerapannya?
1.
Sudah fasih lisannya mengucapkan huruf-اhuruf?
2.
Makhorijul huruf hafal plus penerapannya?
3.
Sifatul huruf hafal plus penerapannya?
4.
Tajwid dasar telah dikuasai semua?
5.
Sudah menguasai bahasa Arab sebagai modal cara waqaf
wal ibtida'?
6.
Bait Al jazariyyah hafal plus cara mendalilnya?
7.
Atau Anda sudah mulai masuk mempelajari riwayat?
8.
Bahkan Anda sudah qirā’at 7 atau 10?
9.
Plus, hafal bait As-Syatibiyyah yang jumlahnya 1173
bait plus paham syarah dan cara mendalilnya?
10. Sekalian At-Thoyyibahnya yang berjumlah 1015 bait plus paham syarah dan cara mendalilnya?
Mari bersama-sama, saya dan Anda
turun kelas menuju no. 4 sebelum melanjutkan ke tingkat selanjutnya. Setelah
tingkatan 4 ada satu lagi sebenarnya yang harus kita ketahui. Tanpa
mempelajarinya kita akan merusak makna Al-Qur’an. Pembahasan kali ini tidak
banyak teori, namun sebenarnya membutuhkan banyak praktik dan talaqqi. Apakah
itu?
Pembahasan ini mencatut sekaligus 2
ilmu cabang tajwid sekaligus. Pertama: An-Nabr: Penekanan huruf pada sebuah
kata. Kedua: Al-Ikhtilas: Membaca sepertiga bagian huruf yang berharakat.
Berikut ini beberapa contoh
peletakan "Nabr" dan "ikhtilas" pada sebuah kata dalam Al-Qur’an
yang benar dan salah serta dampak kerusakan maknanya:
1.
Kata "فسقى" QS. Al-Qoshos 24.
Benar: Baca "Nabr" tanpa "ikhtilas" pada
huruf "siin": Fa Taroo. Artinya: Maka Nabi musa membantu mengambil
air.
Salah:
Dibaca tanpa nabr dengan ikhtilas lurus suaranya: Fasaqoo. Arti menjadi: 2
orang telah menjadi fasiq. (Fasaqo-yafsuqu-fusuuq)
2.
Kata "فترى" QS. Al-Maidah 52.
Benar: Baca "Nabr" tanpa "ikhtilas" pada
huruf "ta'". Yang berarti: Maka engkau akan melihat.
Salah:
Dibaca tanpa "Nabr" dengan "ikhtilas" lurus: Fataroo.
Artinya menjadi: 2 orang yang telah tenang. (Fataro-yafturu-futuuron)
3.
Kata "واستغفر
الله" QS.
An-Nisa' 106.
Benar: Dibaca tanpa "Nabr" tanpa
"ikhtilas": Wastaghfirillah. Yang artinya: Wahai nabi beristifhfarlah
(perintah untuk laki-laki).
Salah:
Dibaca "Nabr" dengan ikhtilas pada "fi". Yang berarti:
Wahai seorang perempuan (nabi Muhammad saw.) beristighfarlah.
4.
Kata "أجرما
سقيت" QS.
Al-Qoshos 25.
Benar: Dibaca "Nabr" saja tanpa
"ikhtilas" pada "maa": Ajro Maa. Artinya; (sebagai)
upah/balasan bantuan mengisi air.
Salah:
Tanpa "Nabr" tanpa "ikhtilas": Ajromaa. Dapat berarti: dua
orang telah berbuat kejahatan (ajroma-yujrimu-ijrooman).
5.
Kata "أولى
لك فأولى" QS.
Al-Qiyamah 34.
Benar: Dibaca tanpa "Nabr" tanpa
"ikhtilas" pada "Laa": Awlaa laka. Artinya: Celakalah
bagimu dan celakalah.
Salah: Dibaca
"Nabr" tanpa "ikhtilas" pada "laa": Aw laalaka.
Artinya: Atau tidak padamu maka tidak pula padamu.
6.
Kata "فأولى" Pada potongan ayat di atas.
Benar: Dibaca "Nabr" tanpa "ikhtilas"
pada "aww". Artinya: Maka celakalah.
Salah: Dibaca "Nabr" tanpa "ikhtilas"
pada "laa". Artinya: Mereka membelah jadi dua, jangan!
Salah: Dibaca
tanpa "Nabr" lurus. Artinya: Tidak ada arti. (Dari wazan
fa'awlaa-yafa'awlaa).
Walhasil, dengan kemampuan bahasa Arab yang sudah kita pahami, harus bisa mengetahui mana 1 kata yang sebenarnya terdiri dari 2 kata dan mana yang tidak. Di dalam Al-Qur’an contohnya ratusan bahkan ribuan kata. Dari sini, kita bisa menerapkan kaidah nabr dan menghindari ikhtilas ini.
Inilah "lisan Arabiyyim
mubin" yang maksud dalam ayat. Beginilah cara mereka (sastrawan kondang)
di zaman Nabi saw. dan kabilah-kabilahnya yang fasih lisan mereka ketika
membaca. Dari cara baca merekalah Al-Qur’an diturunkan dan diajarkan sampai
zaman kita saat ini.
Tentunya ilmu semacam ini tidak diajarkan kepada orang yang baru belajar iqro', belum memiliki dasar ilmu tajwid atau belum menguasai bahasa Arab. Benar, kita mengakui pentingnya belajar ilmu ini karena mempengaruhi arti kata Al-Qur’an, namun semuanya ada level dan tingkatan sendiri-sendiri.
Semoga dan mohon tidak dipahami bahwa saya sudah
menguasai ilmu-ilmu Al-Qur’an di atas. Saya masih belajar, tulisan ini hanya
bersifat sharing, bukan menularkan ilmu atau mengajarkannya. Setelah
membaca, silakan datang kepada guru-guru Al-Qur’an yang lebih kompeten dan alim
di bidang tajwid dan qirā’at.
6 Komentar
Jazakallaahu khairan
BalasHapusPerlu talaqqi
BalasHapusDimana bisa mendapatkan penerapan contoh ² kalimat nabr diatas ?
BalasHapusMumtaz
BalasHapusAlhamdulillah..
BalasHapusSelama ini ana mengetahui kalau nabr hanya di 5 tempat.. alhamdulillah ana baru mengetahui mengenai nabr ini ketika belajar langsung dari seorang syaikh, yang telah memiliki sanad qiroa'ah 'ashr..
Dan ana masih teeua belajar untuk mempraktekkannya, karena menurut ana ini susah.. semoga Allah mudahkan untuk mempraktekkannya..
Bisa dilihat contoh praktek nabr di:
BalasHapushttps://t.me/TahsinAlQuranRBI